Thursday, July 19, 2007

BUSINESS PROCESS RE-ENGINEERING

Latar Belakang proses re-engeneering pada Taco Bell

Pada tahun 1993 Taco Bell dalam keadaan sakit dengan manajemen operasi yang mempunyai banyak tingkat manajemen, sehingga memerlukan banyak perintah dan kontrol pada sistem operasinya. Pada saat itu Taco Bell begitu terfokus pada diri sendiri atas proses-proses operasinya. Untuk menyelamatkan Taco Bell, John E Martin, CEO tahun 1993, berpendapat perlunya menyelamatkan perusahaan melalui proses re-engeneering.

Pelajaran-pelajaran yang paling dramatis dari keberhasilan dalam kasus rekayasa ulang proses bisnis Taco Bell

Pelajaran pertama adalah bahwa organisasi harus berani berubah, bahkan untuk perubahan secara drastis sekalipun.
Perubahan utama adalah perubahan mainset atau pola pikir dari tradisional yang terikat tradisi dengan gagasan-gagasan yang lebih maju. Sebaliknya, gagasan-gagasan untuk lebih maju tersebut harus juga dijadikan suatu tradisi.

Perubahan melahirkan perubahan. Perubahan dari perubahan mainset perusahaan melahirkan beberapa paradigma yang berlanjut dalam proses reengenering atau rekayasa ulang secara radikal atas proses-proses bisnis yang merupakan keharusan yang tidak terelakkan, yaitu :

1. Fokus pada diri sendiri menjadi fokus pada pelanggan. Nilai-nilai pelanggan harus menjadi kunci dalam rencana-rencana Taco Bell.
Para pemikir tradisional merasa tahu apa yang diinginkan oleh pelanggan tanpa bertanya lebih jauh pada pelanggan yang selanjutnya membuat rencana proses pelayanan yang ternyata sama sekali tidak diinginkan oleh pelanggan. Kesalahan ini menyebabkan John Martin memerlukan untuk bertanya kepada pelanggan apa yang sebenarnya diinginkan. Nilai-nilai yang diutarakan pelanggan ternyata merupakan kunci bagi rencana-rencana Taco Bell selanjutnya.

2. Perubahan visi perusahaan. Perubahan visi dari bukan hanya menjadi pemimpin dalam kategori makanan, tetapi juga menjadi kekuatan yang kompetitif yang harus diperhitungkan oleh semua organisasi restoran dalam semua kategori.

3. Menciptakan pergeseran paradigma dalam proses rekayasa ulang dalam bisnis berdasarkan realitas dan kemampuan diri.
Pergeseran paradigma pada Taco Bell bahwa kekuatan dominan keberhasilan perusahaan pada proses rekayasa ulang, dimana pada umumnya perusahaan memusatkan pada pemasaran.
Untuk menjadi kekuatan yang dominan tersebut, Taco Bell menempuh perubahan yang sangat drastis, yaitu :

a. perancangan ulang secara dramatis sistem-sistem operasial sehingga makin inovatif dan fokus pada pelanggan.

b. Reorganiasi menyeluruh sumber daya manusia
- menghapus manajemen distrik yang bertanggung jawab mengawasi 5-6 restoran, dan mengangkat manajer umum untuk setiap restoran yang bertanggung jawab penuh pada setiap restoran
- mengangkat menejer pasar mengevaluasi kinerja para manajer umum restoran.

c. merekayasa sumber-sumber manajemen yaitu meningkatkan segala hal yang membawa nilai pada pelanggan dan mengeleminasi yang tak membawa nilai, antara lain :
- rekayasa ulang gedung dari 30% pelanggan 70% dapur menjadi 70 pelanggan 30% dapur
- Strategi perusahaan yang berdasarkan nilai
- Sistem K-Minus untuk kontrol kualitas yang semakin besar dan mengeleminasi sebagian pekerjaan berat, kecelakaan karyawan, penghematan untuk utilitas, sehingga lebih fokus pada pelanggan.
- Sistem TACO yang dapat mengeleminasi ribuan jam pada pekerjaan tulis menulis dan administrasi. Waktu dapat lebih baik dimanfaatkan untuk pelanggan.

Pelajaran kedua, bahwa upaya-upaya proses rekayasa ulang perusahaan menimbulkan goncangan-goncangan dan penolakan internal terutama dari manajer-manajer tradisional.
Terdapat dua perubahan sikap yang berbeda dari rekayasa ulang di Taco Bell khususnya pada level manajer, yaitu :
- sebagian menerima tantangan baru, berusaha beradaptasi dan menerima perubahan jabatan kerja
- sebagian yang lain meninggalkan Taco Bell untuk mencari ruang gerak yang lebih nyaman dari para pesaing Taco Bell.

Adanya goncangan dan penolakan tersebut menjadikan Taco Bell untuk semakin membuang gaya perintah dan kontrol yang lama dan menggantikan model yang mengutamakan fleksibilitas, menyadarkan pada sistem informasi manajemen paling maju dalam bisnis, semakin mendorong inovasi dan memberi kekuasaan para manajer untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Intinya adalah menguatkan sistem baru yang baru dibangun dan menjadikan penolakan tersebut sebagai titik tolak perubahan.

Pelajaran ketiga, adalah upaya terus menerus untuk memikirkan peluang-peluang unik atau menghasilkan kreativitas yang tujuannya adalah :
- untuk penilaian terus menerus terhadap proses yang dijalankan
- untuk meningkatkan nilai pelanggan yang merupakan kunci bagi semua rencana bisnis yang dilakukan oleh Taco Bell.



Pelajaran keempat, bahwa upaya terus menerus untuk merekayasa ulang operasi-operasi yang menghasilkan praktek-praktek terbaik dalam bisnis atau benchmarking.


Peran teknonogi informasi dalam mendukung keberhasilan rekayasa ulang bisnis Taco Bell

Dalam unsur-unsur utama rekayasa ulang proses bisnis, salah satu teknik perbaikan adalah dengan memanfaatkan sistem informasi atau teknologi informasi. Prinsip Taco Bell bahwa setiap inovasi teknis yang diimplementasikan harus meningkatkan pelayanan sekaligus mengurangi biaya. Kemajuan yang dicapai dalam implementasi teknologi ini sangat menonjol.

Implementasi mesin taco benar-benar meningkatkan pelayanan dan mengurangi biaya operasi.

No comments: