Saturday, June 30, 2007

GENERAL ELECTRICT

UNTUK TUJUAN DIATAS BAGAIMANA SEBAIKNYA PROFITABILITAS DIDEFINISIKAN, DEFINISI SECARA SPESIFIK DENGAN UKURAN KUANTITATIF

Kinerja perusahaan yang diukur dari lapaoran keuangan, selain menyangkut aspek profitabilitas, juga meliputi aspek lainnya seperti : efisiensi, likuiditas, struktur modal dan potensi investasi. Laba dan modal, keduanya dapat memberikan berbagai penafsiran yang berbeda, maka mengetahui definisi dari profitabilitas suatu perusahaan menjadi sangat penting. Nilai absolut laba tidak akan mempunyai banyak arti dibandingkan dengan nilai relatifnya, terutama laba atas modal yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan (capital employed) atau dengan membandingkan profit margin terhadap penjualannya.

General Electric Company mendefinisikan profitabilitas sebagai pendapatan sisa yaitu laba setelah pajak bersih dikurangi biaya modal. Biaya modal adalah persentase tertentu dari aset bersih pada suatu departemen, berhubungan dengan biaya bunga yang terkait. Beberapa kriteria dibuat untuk memandu pengembangan ukuran yang memuaskan pada profitabilitas dengan indeks-indeks yang berhubungan dengan laba.

GEC menggunakan rasio likuiditas : rasio cepat atau test acid ratio yang mempunyai kelemahan dalam pelaksanaannya yaitu hanya mendorong konsentrasi pada perbaikan rasio dan bukan pada laba dolar, cenderung mengambil keputusan berdasarkan pengaruh keputusan tersebut pada rasio tanpa mempertimbangkan laba dolar. Dan ini dianggap memperlambat pertumbuhan dan perkembangan karena memperkecil peningkatan pertumbuhan dari bisnis yang lebih menguntungkan.

Graham Mott, dalam bukunya Accounting for Managers, mendefinisikan profitabilitas sebagai laba dari aktivitas normal perusahaan sebelum bunga dan pajak sebagai persentase dari modal yang digunakan perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran profitabilitas perusahaan secara menyeluruh tanpa memandang modal siapa yang digunakan dan mengabaikan pajak dan pembayaran bunga. Alasan yang diberikan memberikan kemudahan bagi perusahaan atas modal yang digunakan sebagai aktiva yang dibiayai dari berbagai sumber. Maka secara spesifik dalam neraca, nilai modal yang digunakan disajikan sebagai total aktiva dikurangi utang lancar.

Perlakuan lain atas modal dalam berbagai perusahaan antara lain :
- mengurangkan jumlah modal dengan nilai kas dan saldo bank sehingga diperoleh modal netto
- memasukkan item utang pajak dan dividen sebagai bagian modal yang digunakan, dengan pertimbangan bahwa perusahaan dapat menggunakannya dalam beberapa bulan sebelum digunakan
- atau merata-ratakan modal yang digunakan pada awal dan akhir tahun untuk mendapatkan angka yang representatif daripada hanya menggunakan modal pada akhir tahun

Maka, definisi terhadap profitabilitas menjadi sangat penting dalam pengukuran kinerja perusahaan.
Adanya kelemahan yang disebutkan GEC di atas, sebenarnya rasio-rasio yang dibangun harus mengarah terhadap 2 (dua) hal, yaitu :
1. untuk mengarahkan tindakan manajemen
2. untuk menilai kesehatan keuangan dan kemungkinan mengenai sukses dan gagalnya perusahaan

Pertama, sebagai arahan bagi tindakan perbaikan kinerja oleh manajemen dilakukan dengan cara pemantauan rasio-rasio secara berkesinambungan dan pengukuran kinerja aktual dengan target, benchmarking, dan perbandingan antar perusahaan.

Skema di bawah ini menjelaskan lebih lanjut.



























Mengacu pada skema diatas, maka pemantauan rasio bukan hanya terkonsentrasi pad aperbaikan rasio, tetapi berbagai tindakan yang dapat diambil oleh manajemen.

Kedua, untuk menilai kesehatan keuangan dan kemungkinan mengenai sukses dan gagalnya perusahaan, maka pengukuran kinerja perusahaan menggunakan kombinasi rasio dan pembobotan sehingga menghasilkan suatu pengukuran yang efektif.
Kombinasi ini dikenal oleh Z-Score yang diperkanalkan oleh Altman, yaitu :
1. Aktiva lancar/total biaya (1,2) – menunjukkan struktur aktiva
2. Laba ditahan/total biaya (1,4) – menerangkan simpanan sesuai ukuran perusahaan
3. Laba (sebelum bunga dan pajak)/total aktiva (3,3) – mengukur tingkat laba/perolehan atas modal (return on capital)
4. Nilai pasar dari modal/nilai buku dari utang (0,6) – salah satu jenis rasio gearing
5. Penjualan/total aktiva (1,0) – mengukur tingkat perputaran modal

Apabila nilai Z-Score di atas 3,0 mempunyai kemungkinan bangkrut yang sangat kecil, sebaliknya nilai di bawah 1,8 memerlukan perhatian yang serius karena perusahaan akan bangkrut dalam satu atau dua tahun mendatang.



FAKTOR LAIN SELAIN PROFITABILITAS DAN PENGARUHNYA

Aspek lain yang telah disebutkan diatas antara lain adalah efisiensi atas pengelolaan aktiva sebagai rasio penjualan atas penggunaan aktiva, yaitu :
- penjualan/aktiva tetap
- penjualan/modal kerja
- penjualan/persediaan
- penjualan/piutang

Rasio-rasio ini semakin besar angka yang dihasilkan menjadi semakin baik. Untuk menghasilkan angka yang semakin baik, perusahaan dapat melakukan dengan dua cara, yaitu :
- perusahaan berusaha mencapai target penjualan yang semakin besar
- atau mengoptimalkan dengan memperkecil biaya atau penggunaan aktiva tetap, modal kerja, memperkecil persediaan , mengurangi piutang

Kedua cara tersebut selanjutnya dijabarkan dengan tindakan-tindakan manajemen yang lebih operasional. Hasil dari tindakan-tindakan tersebut, jika berhasil secara langsung mempengaruhi laba perusahaan.

No comments: